Mahamantera

" ALE LETHE LALITA ALLAT "

Why only this Mahamantra liberates?

In the Mahamantra, the 4 names of the Goddess symbolize 4 stages of worldview and type of people. The subsequent stage not only negates the previous one, but dialectically overcomes it by the triad of thesis→antithesis→synthesis.

 ALE is the name of the African Igbo goddess of the earth, desire and fertility. Under its shadow, a person is born and desires many: food, things, communication, knowledge. The religion of this level is to pray for something from the gods and saints, like a child flattering her father for shopping. The life of the majority is limited solely by this. Thesis.

 LETHE is the Greek goddess of oblivion. Some people get fed up or tired of the desire for much, lose interest, seek to forget a lot. Their religion is meditation with an empty consciousness and beginning asceticism. Antithesis.

 LALITA is the Indian goddess of unity of worlds. At this stage, the denial of the world is replaced by its acceptance, not as much, but as one, the realization that I am one with the All. This is the highest level of all religions—the contemplation of the One in everything. Sinthesis.

 ALLAT is the Arab goddess of war. This is a war for the freedom of the soul. The elect understand that liberation is not all-unity, but its overcoming at the level of the Other-to-all. "You cannot purify the blood, remained in reeky smoky city!" There were the Other—neither the one nor the many (neither monotheism nor polyrheism), It wasn't created and was nor gave birth to the world. A hitching pole (Altai: chaky) is the sacrament of spiritual growth, and the azure sky (Altai: tengri) is a symbol of the Divine Visage. This is the fulfillment religion (religion for relugions)—Altertheism—Absolute Dualism—awakening and freedom. As one grows spiritually, religion is replaced by metaphysics. The fourth stage completes the Mahamantra without another antithesis. Any dialectic disappears here, because the Other is not the opposite of the all, is nor connected with it, and is nor part of some wholeness-synthesis.

 Thesis (ALE, desire) → antithesis (LETHE, oblivion) → synthesis (LALITA, unity) → ALLAT, freedom.

 The names in this universal mantra can be replaced with the equivalent names of the goddesses of one pantheon (the Turkic, Japanese, Chinese, Germanic, Bantu, and others), as example:

the Hindu " Lakshmi Yami Lalita Durga "

the Greek " Aphrodite Lethe Nyx Athena "
You can leave your own version of the mantra in the commentary.

Dr. VIGOR

—[ms id]—

" ALE LETE LALITA ALLAT "

Mengapa hanyalah Mahamantera ini yang membebaskan?

Dalam Mahamantra, 4 nama Sang Dewi melambangkan 4 tahap pandangan dunia dan macam orang. Tahap selanjutnya tidak hanya meniadakan tahap sebelumnya, tetapi secara dialektik mengatasi itu lewat tiga serangkai tesis→antitesis→sintesis.

 ALE ialah nama dewi pertiwi, keinginan dan kesuburan bangsa Afrika Igbo. Di bawah bayang-bayangnya, seseorang dilahirkan dan sangat menginginkan: makanan, barang, pergaulan, pengetahuan. Agama peringkat ini adalah untuk mengdoakan sesuatu dari dewa-dewa dan orang kudus, serupa anak perempuan yang menyanjung ayahnya untuk berbelanja. Kehidupan kebanyakan cuma dibatasi oleh ini. Tesis.

 LETE ialah dewi pelalaian Yunani. Bagian orang telah muak atau lelah dengan keinginan yang banyak, kehilangan minat, berusaha untuk melupakan banyak hal. Agama mereka ialah meditasi dengan kesadaran kosong dan mulai dari asketisme. Antitesis.

 LALITA ialah dewi persatuan dunia India. Pada tahap ini, penyangkalan dunia digantikan oleh penerimaannya, bukan sebanyak, tetapi sebagai keesaan, kesadaran bahwa Aku satu dengan semua. Ini adalah tingkat tertinggi dari seluruh agama — renungan Yang Esa dalam segalanya. Sintesis.

 ALLAT adalah dewi perang Arab. Ini adalah perang untuk moksa jiwa. Orang-orang pilihan memahami bahwa pembebasan bukanlah semua-kesatuan, tetapi mengatasi pada tingkat Yang Lain dari segala hal. "Tak boleh membersihkan darah dengan tetap tinggal di kota yang berkabut asap!" Di mana Yang Liyan — tiada baik esa maupun banyak (bukan ketuhanan tunggal maupun banyak), Dia tidak menciptakan dan tidak melahirkan dunia ini. Tiang kuda (bahasa Altai: caky) adalah tanda pertumbuhan rohani, dan angkasa lazuardi (Altai: tengri) merupakan simbol Durja Dewata. Inilah penyelesaian agama (agama untuk agama-agama) — Alterteisme — Dualisme absolut — bangun dan pembebasan. Ketika seseorang tumbuh secara rohani, agama digantikan oleh metafisika. Tahap keempat melengkapi Mahamantra tanpa anritesis lain. Dialektika mana pun menghilang di sini, karena Yang Liyan bukan lawan dari segalanya, tidak terhubung dengannya, dan juga bukan bagian dari sebarang sintesis keutuhan.

 Tesis (ALE, keinginan) → antitesis (LETE, pelalaian) → sintesis (LALITA, keesaan) → Allat, moksa.

 Nama-nama dalam mantra universal ini dapat diganti dengan nama-nama yang setara dari para dewi dari satu panteon (Turki, Nippon, Tionghoa, Jerman, Bantu, dll), sbg contoh:

yang Hindu " Laksmi Yami Lalita Durga "

yang Yunani " Afrodit Lete Niks Athena "

Boleh meninggalkan versi mantera sendiri dalam komentar.

Dr. VIGOR